Showing posts with label meninggal. Show all posts
Showing posts with label meninggal. Show all posts

Thursday, April 20, 2017

Posted by beni in , , , , , , , | April 20, 2017

7 Tanda Manusia Akan Meninggal 1 Minggu Lagi




Semua yang hidup pasti akan mati. Seperti apa proses kematian yang nantinya akan dialami oleh setiap makhluk hidup?

Tidak mudah memang memprediksikan secara tepat kapan seseorang akan meninggal. Kematian itu sendiri bisa disebabkan sakit, kecelakaan atau sebab lainnya.

Pada kondisi normal seperti orang sakit biasanya seseorang akan menunjukkan gejala yang mengindikasikan bahwa hidupnya akan segera berakhir beberapa minggu lagi seperti dikutip dari Mayoclinic yaitu:

1. Merasa gelisah. Seseorang akan merasa tidak tenang serta sulit tidur, selain itu dia akan seringkali mengganti posisi saat tidur karena perasaan gelisah.
2. Menarik diri. Seseorang tidak ingin lagi terlibat dalam aktifitas sosial ataupun melakukan kegiatan favoritnya.
3. Sering mengantuk. Seseorang akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.
4. Kehilangan nafsu makan. Seseorang hanya akan makan dan minum dalam jumlah sedikit dan berbeda dari biasanya.
5. Mengalami jeda saat bernapas. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga.
6. Luka yang sulit sembuh. Luka atau infeksi yang dialami mengalami kesulitan untuk disembuhkan.
7. Pembengkakan. Pada beberapa orang terjadi pembengkakan di daerah tangan, kaki atau bagian tubuh lain.

Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.

Sedangkan otak memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar dan hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Sehingga jika asupan oksigen berkurang maka akan mengakibatkan kematian sel dalam waktu 3-7 menit saja.

Beberapa tanda yang ditunjukkan oleh orang yang sekarat adalah lebih banyak tidur, hal ini untuk menghemat energi yang tinggal tersisa sedikit di tubuh. Ketika energi tersebut hilang, maka seseorang akan kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum. Proses menelan pun menjadi sulit dan mulut akan sangat kering, sehingga memaksa orang yang sekarat untuk minum akan membuatnya tersedak.

Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol. Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena tidak dapat bernapas dengan teratur. Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan, maka akan mengalami kejang otot.

Kematian akan semakin mendekat jika kaki dan tangan terasa dingin dan mulai sedikit membiru akibat terhentinya aliran darah ke daerah tersebut. Tapi lama-kelamaan akan semakin menyebar ke bagian tubuh atas seperti lengan, bibir dan kuku. Selain itu orang menjadi tidak responsif, meskipun matanya terbuka tapi memiliki tatapan mata kosong atau tidak melihat sekelilingnya.

Setelah itu pernapasan akan terhenti sama sekali dan diikuti oleh berhentinya kerja jantung, maka secara klinis orang tersebut sudah mati karena tidak ada sirkulasi dan cadangan oksigen untuk bisa mencapai sel-sel di tubuh. Namun kematian klinis bisa dikembalikan melalui proses CPR (napas bantuan), transfusi atau ventilator. Tapi jika 4-6 menit setelah kematian klinis tidak ada perubahan, maka itu artinya jantung sudah tidak bisa bekerja lagi.

Karena jantung sudah tidak bekerja, maka secara otomatis aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh dan otak juga akan terhenti. Akibat tidak adanya asupan oksigen dan darah ke otak, maka dalam hitungan beberapa detik otak juga akan mati dan disitulah akhir dari perjalanan hidup seorang manusia.

Tuesday, April 18, 2017

Posted by beni in , , , , , , | April 18, 2017

701 Warga Papua Meninggal karena HIV AIDS


SHUTTERSTOCK
BIAK, KOMPAS.com � Jumlah warga Papua yang meninggal karena tertular virus HIV/AIDS hingga triwulan pertama, 31 Maret 2011, mencapai 701 orang dari keseluruhan pengidap penyakit mematikan itu yang sebanyak 7.319 orang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Josef Rinta Rachdiyatmaka per 31 Maret 2011, seperti dilansir kantor berita Antara, Senin (19/9/2011), dari 701 warga Papua yang meninggal itu tersebar di Kabupaten Biak Numfor 135 orang, Kabupaten Jayapura 94 orang, dan Kabupaten Jayawijaya 160 orang.
Sementara di kabupaten lain, yaitu Keerom, jumlah warga yang meninggal empat orang, Kota Jayapura 27 orang, Mappi 10 orang, Merauke 60 orang, Mimika 106 orang, Nabire 22 orang, Paniai 31 orang, Puncak Jaya 4 orang, serta Yapen Waropen 48 orang.
Angka kumulatif pengidap HIV/AIDS per 31 Maret 2011 tercatat 7.319 kasus dengan rincian, Kabupaten Biak Numfor 588 kasus (HIV 60 kasus dan AIDS 528 kasus), Kabupaten Jayapura 678 kasus (HIV 294 kasus dan AIDS 384 kasus), serta Kabupaten Jayawijaya 973 kasus (HIV 240 kasus dan AIDS 733 kasus).
Kabupaten Keerom 22 kasus AIDS, Kota Jayapura 276 kasus (HIV 35 kasus dan AIDS 241 kasus), Mappi 71 kasus (HIV 4 kasus dan AIDS 67 kasus), Merauke 1.211 kasus (HIV 735 kasus dan AIDS 475 kasus), serta Mimika 2.180 kasus (HIV 1.661 kasus dan AIDS 519 kasus).
Sementara pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Nabire 975 kasus (HIV 225 kasus dan AIDS 750 kasus), Paniai 196 kasus (HIV 101 kasus dan AIDS 95 kasus), Puncak Jaya 19 kasus (HIV 2 kasus dan AIDS 17 kasus), serta Yapen Waropen (Yawa) 150 kasus (HIV 20 kasus dan AIDS 130 kasus).
Untuk kelompok umur pengidap HIV/AIDS tertinggi pada usia 20-29 tahun (3.335 kasus), usia 30-39 tahun (1.938 kasus), usia 15-19 tahun (692 kasus), 40-49 tahun (619 kasus), 50-59 tahun (171 kasus), di atas 60 tahun (28 kasus), 5-14 tahun (90 kasus), 1-4 tahun (73 kasus), kurang dari 1 tahun (53 kasus), dan tidak diketahui 320 kasus.
Josef, yang juga Wakil Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Papua, mengharapkan adanya kepedulian masyarakat dan lembaga terkait dalam turut serta menyosialisasikan dan mencegah penularan virus HIV/AIDS.
"Penyakit menular HIV/AIDS di Papua dominan pada usia produktif 20-29 tahun. Karena itu, diperlukan keterlibatan berbagai elemen masyarakat mencegah penularan virus mematikan yang belum ada obatnya," kata Josep saat melantik pengurus Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Biak Numfor.
Sumber

Search